Senin, 22 November 2010

Aceh Job Fair Sediakan 1.000 Lowongan Kerja * Diikuti 25 Perusahaan Nasional

BANDA ACEH - Tidak kurang dari 25 perusahaan nasional akan berpartisipasi dalam kegiatan Aceh Job Fair (bursa kerja) 2010. Diperkirakan lowongan kerja yang akan dibuka mencapai seribuan lebih. Acara kegiatan berlangsung di IT Learning Center Banda Aceh, berlangsung selama tiga hari, Rabu hingga Jumat (24-26/11).

“Aceh Job Fair 2010 menawarkan lebih dari 1.000 lowongan pekerjaan dengan rentang kualifikasi SMA, SMK, D3 dan S1. Calon pekerja cukup datang dan membawa daftar riwayat hidup, tidak ada pungutan biaya apa pun,” kata Ketua Panitia, Poppy Amalia, dalam siaran persnya kepada Serambi, Minggu (21/11).

Kamis, 18 November 2010

Aquarium Dengan Bentuk Sangat Unik

Aquarium Dengan Bentuk Sangat Unik

Aquarium yang satu ini dinamakan Digsby..!!


Akuarium yang sepertinya berada di wastafel

Senin, 15 November 2010

Tradisi Meugang di Bumi Serambi Mekkah




BANDA ACEH - Warga Aceh memiliki tradisi unik menyambut bulan suci Ramadan. Meugang hari—yang dirayakan dengan cara memasak dan menyantap daging bersama keluarga diperingati sehari menjelang masuknya bulan suci.


Sejak pagi masyarakat setempat sudah berbondong-bondong menyerbu pasar-pasar daging, yang khusus hari ini tumbuh hampir di semua lokasi.

Seperti terlihat di kawasan Peunayong, Beurawe, Ulee Kareng dan Keutapang. Ruas jalan ini macet, karena warga menyemut di meja-meja penjual daging.
Suasana seperti ini terjadi hampir di seantero Aceh. Ribuan ternak dipotong hari itu untuk menutupi tingginya permintaan. Jauh sebelumnya peternak lokal sudah menyiapkan hewan siap potong.

Mengapa Lelaki Minang Dibeli?


Mengapa lelaki minang dibeli dalam pernikahan? Apakah itu tak merendahkan martabat seorang lelaki? Apa keuntungan dari adat beli lelaki seperti ini?
Pertanyaan itu terus menerpa otak saya ketika mengikuti pernikahan Lisa di Pariaman 22 Januari lalu. Kisahnya bisa dibaca di sini dan sini. Saya harus tinggal selama 3 malam di Pariaman, mengikuti semua ritual, dan berjumpa dengan banyak lelaki dan perempuan Minang, untuk menemukan apa yang saya cari.
“Harga saya dulu setara dengan sepeda motor honda supra, karena saya guru, pns,” kata abang sulung Lisa. Lelaki itu mengakuinya tanpa malu-malu, tak ada nada bangga atau terhina. Adat memang berlaku begitu, suka tak suka, terima tak terima, mesti dipatuhi. Adat yang kerap dikecam orang luar, justru mampu memelihara kehidupan mereka selama berabad-abad. Itu yang ditekankannya.
anak lelaki minang dengan sapinya di kampung mangur, pariaman
anak lelaki minang dengan sapinya di kampung mangur, pariaman

Berbeda dengan pernikahan orang minang pada umumnya seperti yang terjadi di Payakumbuh, Bukit Tinggi, atau Solok, Pariaman memiliki ciri yang khas. Di Pariaman, keluarga mempelai pengantin perempuan yang menjemput pengantin lelaki. Dalam perjodohan pun, pihak perempuan (pamannya atau biasa disebut mamak) yang berinisiatif untuk mendekati paman atau mamak pihak lelaki yang ditaksirnya.

Sabtu, 13 November 2010

biografi dari Syeh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman


Syeikh Burhanuddin Ulakan ini, adalah murid Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri dari Aceh, Syeikh Burhanuddin Ulakan inilah orang pertama menyebarkan Thariqat Syathariyah di Minangkabau. Syeikh Burhanuddin Ulakan yang tersebut wafat pada tahun 610 H/1214 M. Menurut riwayat pula bahwa Syeikh Burhanuddin Ulakan datang bersama dengan Syeikh Abdullah Arif yang menyebarkan agama Islam di Aceh.
Syeikh Burhanuddin pertama datang ke Minangkabau mengajar di Batu Hampar sekitar 10 tahun lamanya. Sesudah itu, dia berpindah ke perkumpulan yang dekat dengan imam Bonjol, beliau mengajar di situ sekitar lima tahun. Kemudian dia meneruskan kegiatan dakwahnya ke Ulakan, Pariaman, mengajar selama 15 tahun. Dilanjutkan pula mengajar di Kuntu, Kampar Kiri, di sana dia mengajar selama 20 tahun, sehingga dia wafat pada 610 H/1214 M.
Diriwayatkan pula bahawa peninggalan-peninggalan Syeikh Burhanuddin Ulakan yang tersebut ialah berupa sebuah stempel yang diperbuat daripada tembaga tulisan Arab, sebilah pedang, kitab Fathul Wahhab karya Syeikh Abi Zakaria al-Ansari dan khutbah Jumaat tulisan tangan dalam bahasa Arab.

Rendang Padang Ikon Masakan Indonesia Hadir Di Pameran Wisata Berlin

Pakar kuliner Indonesia, William Wongso (63) memperkenalkan Rendang Padang kepada pengunjung pameran pariwisata terbesar di dunia Internationale Tourismus Borse (ITB) yang berlangsung di Messe Berlin, sejak 10 Maret lalu.

Selama pameran berlangsung stand Maskapai Penerbangan Nasional Garuda yang akan melakukan penerbangan perdana dari Amsterdam ke Jakarta pada Juni mendatang, dipenuhi pengunjung yang ingin mencicipi Rendang Padang yang disajikan oleh William Wongso.

Pernah ada yang antri menunggu dengan sabar lebih dari 20 menit menunggu nasi dipanaskan, ujar William Wongso pada acara penutupan pameran pariwisata ITB Berlin, Minggu.

William Wongso yang ditunjuk oleh Dirut Garuda Emirsyah Satar menjadi penasehat bidang kuliner penerbangan Garuda mengatakan bahwa ia menyiapkan lebih dari puluhan kilo rendang.

Menurut Wiliam, pihaknya ingin menjadikan Rendang Padang sebagai ikon dari masakan Indonesia di luar negeri dan hal itu telah dilakukannya dengan memperkenalkan di berbagai negara.

Sejak Januari lalu, pihaknya telah melakukan promosi Rendang Padang mulai dari Belanda sampai ke Australia dan sekarang di Jerman. Ia mengakui sering orang bertanya kenapa harus Rendang Padang, yang dalam masaknya membutuhkan kesabaran dan juga berbagai bumbu serta kompleksitas proses memasak yang cukup lama dan sulit dibayangkan.

Menurut William, saat ini peminat kuliner tidak saja memikirkan masalah makan tetapi juga bagaimana proses cara memasaknya seperti halnya memasak Rendang Padang yang membutuhkan tiga tahap, Tahap pertama baru berupa gulai, tahap kedua berupa kalio dan baru setelah dimasak dengan api kecil selama empat jam jadi rendang.

“Saya ingin setiap perwakilan Indonesia di luar negeri juga dapat mempromosikan Rendang Padang dan membuat menu baku dengan format yang tematis,” ujarnya seraya menambahkan bahwa ia juga ingin Indonesia memiliki menu baku sebagai menu negara.

Untuk itu ia berharap setiap perwakilan dapat menata diri dalam menyajikan masakan kuliner Indonesia di luar negeri dan menegaskan bahwa dalam memasak tidak boleh ada kompromi.

Wiliam Wongso juga mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu merasa khawatir bila sampai masakan Rendang Padang diakui Malaysia, karena rendang Indonesia jauh berbeda dengan rendang Malaysia.

http://pelaminanminang.com/dapur-minang/rendang-padang-ikon-masakan-indonesia-hadir-di-pameran-wisata-berlin.html

Istana Pagaruyung


Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana terletak di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat.

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di atas Bukit Batu Patah itu dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.

Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat (waktu itu Harun Zain). Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum.

Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini rata dengan tanah. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga ini yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran ini sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar.

Biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp 20 miliar.

Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.

Sekilas tentang Kerajaan Pagaruyung

Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri, meliputi provinsi Sumatra Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, yang berada di nagari Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh Adityawarman pada tahun 1347. Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam sekitar tahun 1600-an. Kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri.

Kerajaan Pagaruyung didirikan oleh seorang peranakan Minangkabau – Majapahit yang bernama Adityawarman, pada tahun 1347. Adityawarman adalah putra dari Adwayawarman dan Dara Jingga, putri dari kerajaan Dharmasraya. Ia sebelumnya pernah bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang.

Sebelum kerajaan ini berdiri, sebenarnya masyarakat di wilayah Minangkabau sudah memiliki sistem politik semacam konfederasi, yang merupakan lembaga musyawarah dari berbagai Nagari dan Luhak. Dilihat dari kontinuitas sejarah, Kerajaan Pagaruyung merupakan semacam perubahan sistem administrasi semata bagi masyarakat setempat (Suku Minang).

Adityawarman pada awalnya bertahta sebagai raja bawahan (uparaja) dari Majapahit dan menundukkan daerah-daerah penting di Sumatera, seperti Kuntu dan Kampar yang merupakan penghasil lada. Namun dari berita Tiongkok diketahui Pagaruyung mengirim utusan ke Tiongkok seperempat abad kemudian. Agaknya Adityawarman berusaha melepaskan diri dari Majapahit.

Kemungkinan Majapahit mengirimkan kembali ekspedisi untuk menumpas Adityawarman. Legenda-legenda Minangkabau mencatat pertempuran dahsyat dengan tentara Majapahit di daerah Padang Sibusuk. Konon daerah tersebut dinamakan demikian karena banyaknya mayat yang bergelimpangan di sana. Menurut legenda tersebut tentara Jawa berhasil dikalahkan.

Pada awal abad ke-19 kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat-saat menjelang perang Padri, meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam pengaruh Aceh, sedangkan Inderapura di pesisir selatan praktis menjadi kerajaan merdeka meskipun resminya masih tunduk pada raja Pagaruyung.

Dalam satu pertemuan antara keluarga kerajaan Pagaruyung dan kaum Padri pecah pertengkaran yang menyebabkan banyak keluarga raja terbunuh. Namun Sultan Muning Alamsyah selamat dan melarikan diri ke Lubukjambi.

Karena terdesak kaum Padri, keluarga kerajaan Pagaruyung meminta bantuan kepada Belanda. Pada tanggal 10 Februari 1821 Sultan Alam Bagagarsyah, yaitu kemenakan dari Sultan Muning Alamsyah, beserta 19 orang pemuka adat lainnya menandatangani perjanjian penyerahan kerajaan Pagaruyung kepada Belanda. Sebagai imbalannya, Belanda akan membantu berperang melawan kaum Padri dan Sultan diangkat menjadi Regent Tanah Datar mewakili pemerintah pusat.

Setelah menyelesaikan Perang Diponegoro di Jawa, Belanda kemudian berusaha menaklukkan kaum Padri dengan kiriman tentara dari Jawa dan Maluku. Namun ambisi kolonial Belanda tampaknya membuat kaum adat dan kaum Padri berusaha melupakan perbedaan mereka dan bersekutu secara rahasia untuk mengusir Belanda. Pada tanggal 2 Mei 1833 Yang Dipertuan Minangkabau Sultan Alam Bagagarsyah, raja terakhir Kerajaan Pagaruyung, ditangkap oleh Letnan Kolonel Elout di Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Sultan dibuang ke Betawi, dan akhirnya dimakamkan di pekuburan Mangga Dua – Jakarta.

http://travelyuk.wordpress.com/2010/05/23/istana-pagaruyung/

Kawasan Obyek Wisata Bukittinggi

Jam Gadang

Jam Gadang
Didirikan oleh Controleur Rook Maker pada tahun 1926 yang berlokasi di pusat kota, bangunan ini dirancang oleh Putra Minangkabau Jazid dan Sutan Gigih Ameh. Jam Gadang ini merupakan lambang Kota Wisata Bukittinggi yang dikelilingi oleh taman bunga dan pohon-pohon pelindung, yang dapat memberikan kesejukan dan berfungsi sebagai alun-alun kota. Dari puncaknya kita dapat rnenikmati dan menyaksikan betapa indahnya alam sekitar Bukittinggi vang dihiasi Gunung, Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago dan Ngarai Sianok. Salah satu keunikan Jam Gadang adalah angka empat yang ditulis dengan empat buah angka satu Romawi yang seharusnya ditulis dengan angka empat Romawi. Disekitar Jam Gadang ini juga telah dibangun taman yang menambah semarak dan indahnya lokasi tersebut dengan berbagai bunga dan pepohonan serta fasilitas tempat duduk dan digunakan untuk menikmati pemandangan kota yang sangat menawan, sambil menikmati makanan spesifik. Selain itu disekitar Jam Gadang terdapat Istana Bung Hatta atau Tri Arga dan terdapat sebuah plaza yaitu Plaza Bukittinggi

Ngarai Sianok

Ngarai Sianok atau Lembah Pendiang merupakan suatu lembah yang indah, hijau dan subur. Didasarnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing dengan latar belakang Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Keindahan alam Ngarai Sianok mempesona, sering dijadikan bahan imajinasi para pelukis dan diabadikan oleh para wisatawan untuk diambil foto-fotonya. Ngarai Sianok terletak di pusat Kota Bukittinggi dengan panjang ± 15 km, kedalaman ± 100 m dan lebar sekitar 200 m. Pada zaman penjajahan Belanda Ngarai Sianok dikenal sebagai Kerbau Sanget karena didasar ngarai terdapat banyak kerbau liaNgarai Sianok

Benteng Fort De Kock

Benteng Fort De Kock
Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Markus De Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya perang Paderi pada tahun 1821-1837. Disekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Dari lokasi wisata ini kita dapat menikmati Kota Bukittinggi dan daerah sekitarnya.

Taman Panorama

Taman Panorama yang baru saja selesai direvitalisasi berlokasi di Jl. Panorama yang berjarak 1 Km dari pusat Kota Bukittinggi. Dari dalam taman ini kita menikmati pemandangan yang indah dan mempesona terutama kearah lembah Ngarai Sianok dengan latar belakang Gunung Singgalang. Di lokasi ini terdapat kios-kios souvenir khas Minangkabau, warung makanan dan minuman, tempat duduk permanen, parkir dan fasilitas lainnya.Taman Panorama

Taman Marga Satwa Kinantan

Taman Marga Satwa
Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan atau lebih dikenal dengan sebutan Kebun Binatang. Obyek wisata ini dibangun tahun 1900 oleh seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Controleur Strom Van Govent yang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada tahun 1929 dijadikan kebun binatang oleh Dr. J. Hock dan merupakan satu-satunya kebun binatang yang ada di Sumatera Barat, dan merupakan kebun binatang tertua di Indonesia. Di tengah lokasi wisata ini terdapat Museum Kebudayaan berbentuk rumah adat Minangkabau, Museum Zoologi dan tempat bermain anak-anak.

Jembatan Limpapeh

Sebagai penghubung antara Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort De Kock maka terdapat sebuah Jembatan yang bernama Jembatan Limpapeh yang dibangun dengan konstruksi beton dengan arsitektur atap yang berbentuk gonjong khas rumah adat MinangKabau. Jembatan ini berdiri di atas Jalan A. Yani dan dari sini kita dapat menyaksikan keindahan alam Bukittinggi dan keramaian Jalan A. Yani.
Jembatan Limpapeh

Janjang Saribu

Jenjang Saribu
Jenjang 1000 merupakan objek wisata yang masih alami, berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Jenjang 1000 ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengambil air minum ke lembah Ngarai Sianok, disamping untuk berolah raga jalan kaki dengan latar belakang gunung Merapi dan Singgalang yang angun dan mempesona. Pada tempat wisata ini tersedia tempat peristirahatan (kopel) WC, kolam pancing, lokasi camping serta lapangan parkir yang luas. Disamping itu kita menyaksikan perilaku binatang liar seperti kera yang berkeliaran sambil bermain dan melompat dari dahan ke dahan dan burung-burung berkicau bernyanyi menghibur para pengunjung

Taman Panorama Baru

Berlokasi di Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Salayan. Panorama Baru ini merupakan suatu kawasan yang memiliki pemandangan yang indah ke arah Ngarai Sianok dengan medan yang berbukit-bukit serta area yang luas.Dilokasi ini kita dapat menikmati keindahan panorama alam Ngarai Sianok. Terdapat berbagai fasilitas pendukung wisata antara lain tempat-tempat duduk permanen dan kopel. Disamping itu obyek wisata ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat camping, hiking dan penampilan berbagai acara kesenian. Pada minggu pagi tempat ini ramai dikunjungi karena udara yang bersih sambil berlari-lari pagi untuk kebugaran jasmani. Taman Panorama Baru

Janjang Ampek Puluah

Janjang Ampek Puluah
Jenjang ini dibangun pada tahun 1908 yang pada awalnya merupakan sebagai penghubung antara Pasar Atas dengan Pasar Bawah. Sebagai salah satu objek wisata di Kota Bukittinggi, jenjang ini telah memberikan inspirasi kepada pencipta lagu Minang Syahrul Tarun Yusuf dengan judul lagu "Andam 0i

Lubang Jepang

Lubang ini sebenarnya lebih tepat disebut terowongan (bunker) Jepang. Dibangun tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan tentara Jepang dalam PD II dan perang Asia Timur Raya (Dai Tora Senso) atas perintah pemerintah militer Angkatan Darat Jepang (Tentara Kedua Puluh Lima) untuk Sumatera berkedudukan di Bukittinggi dengan Komandan Tentara Pertahanan Sumatera Jend. Watanabe. Terakhir komandemen militer se Sumatera dipimpin oleh Seiko Seikikan Kakka yaitu Jend. Kabayashi, Walikota terakhir Sito Ichori. Bukittinggi dengan nama Shi Yaku Sho meliputi Kurai Limo Jorong dan juga mencakup Ngarai Sianok, Gaduik, Kapau, Ampang Gadang, Batutaba dan Bukit Batabuah. Lubang Jepang memiliki panjang sekitar 1400 m dan lebar ± 2 m. Kita dapat masuk ke Lubang Jepang ini dan dengan menelusurinya kita akan merasakan sensasi yang sangat unik. Didalamnya terdapat ruang makan, ruang minum, ruang penyiksaan, dapur dan ruang persenjataan. Pintu masuk Lubang Jepang ini terdapat dibeberapa tempat seperti di tepi Ngarai Sianok, Taman Panorama, dan disamping Istana Bung Hatta atau Tri Arga
Lubang Jepang

Museum Tridaya Eka Dharma

Museum Tridaya Eka Dharma
Didepan Taman Panorama terdapat sebuah museum yang bernama Museum Tri Daya Eka Darma. Museum ini merupakan salah satu sarana komunikasi antar generasi untuk mewariskan nilai-nilai juang 45. Di museum ini dapat kita saksikan peninggalan sejarah seperti pesawat, senjata, sarana komunikasi serta foto perjuangan sewaktu melawan penjajah Belanda dan Jepang dan lain sebagainya.

Rumah Kelahiran Bung Hatta

Salah satu objek wisata budaya adalah Rumah Kelahiran Bung Hatta, rumah ini adalah tempat lahirnya Muhammad Hatta atau yang lebih akrab dipanggil Bung Hatta yang merupakan seorang tokoh nasional dan internasional, seorang pejuang dan proklamator kemerdekaan Indonesia. Rumah ini berlokasi di Jalan Soekarno Hatta merupakan salah satu alternatif obyek wisata bila berkunjung ke Bukittinggi. Dan didalamnya juga terdapat foto-foto kenangan Bung Hatta dan keluarga.
Rumah Bung Hatta

Pustaka Bung Hatta

Pustaka Bung Hatta
Pemerintah Kota Bukittinggi juga sudah membangun sebuah perpustakaan yang lengkap yang berlokasi di Bukit Gulai Bancah tepatnya di bagian barat Kantor Balai Kota. Pustaka yang bertaraf nasional ini diberi nama Pustaka Bung Hatta dan dilengkapi dengan sarana audio visual, ruang konfrensi, auditorium serta mushalla. Meeting Room yang ada di lantai 3 juga disewakan untuk berbagai kegiatan seperti pesta perkawinan dll. Dibangun diatas tanah seluas 5609 m² pustaka ini merupakan saudara kembar dengan pustaka nasional yang ada di Blitar.

Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah

Di dalam Lubang Jepang akan dibuat sebuah museum yang bernama Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah. Di Museum ini akan diletakkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah terbentuknya bumi yaitu antara lain fosil-fosil, batu-batuan, mineral-mineral dll. Benda-benda tersebut diperoleh antara lain berkat kerjasama dengan Jerman, Belanda, Australia, Amerika Serikat dan untuk dalam negeri bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran.

Museum Sainiti Bawah Tanah

Taman Monumen Bung Hatta

Monumen Bung Hatta
Taman ini terletak di tengah Kota Bukittinggi disamping istana Bung Hatta, dibangun dalam rangka memperingati satu abad kelahiran Proklamator Bung Hatta 12 Agustus 2002 dan digagas oleh H. Aminuzal Amin Dt. Radjo Batuah, Drs. H. Yanuar Sjaff Maarifat, Drs. H. Djufri, Drs. H. Dermawan Sjahrial, H. Abdul Hadi, Dr. Hj. Jemfy Naswil, In H. Firman Rasyid dan segenap Alumni SMA Bukittinggi 1958 s/ d 2000.

Istana Bung Hatta

Terkenal dengan sebutan Gedung Negara Tri Arga, terletak di pusat Kota Bukittinggi tepatnya di depan taman Jam Gadang. Pada zaman penjajahan Jepang gedung ini dijadikan tempat kediaman Panglima Pertahanan Jepang (Seiko Seikikan Kakka) dan pada zaman revolusi fisik tahun 1946 menjadi Istana Wakil Presiden RI Pertama Drs. Mohammad Hatta. Sekarang gedung ini digunakan sebagai tempat seminar, lokakarya dan pertemuan tingkat nasional dan regional yang representatif serta sebagai rumah tamu negara bila berkunjung ke Bukittinggi. Arsitektur bangunan ini berciri kolonial, dengan kamar-kamar yang luas berjumlah 8 buah tetapi sekarang ditambah 12 buah.
Tri Arga

Kantor Balai Kota

Kantor Balai Kota
Lebih populer dengan sebutan Balaikota, terletak di Bukit Gulai Bancah yang diresmikan pada tangga124 Januari 2005 oleh Menteri Dalam Negeri Letjen (Purn) H. Mohd. Ma'aruf, SE. Tempat ini mempunyai lokasi yang sangat indah dan dari ketinggian dapat memandang Kota Bukittinggi dari segala arah dan ada yang mengatakan "Putra Jaya' Bukittinggi.

Mesjid Jami`Birugo

Mesjid yang berdiri megah ini adalah bangunan monumental yang dibangun pada tahun 1956, batu pertamanya diletakkan oleh Inyiak Sekh Ibrahim Musa Parabek, didampingi oleh lnyiak Haji Abu Samah dan orang tuo-tuo kita di Birugo. Mesjid ini adalah pengganti mesjid Jami’ yang telah ada sebelumnya, karena tidak



http://www.bukittinggiwisata.com/index.php?option=com_content&task=view&id=84&Itemid=145
Mesjid Birugo



Kelok Sembilan : Mega Proyek yang (Mungkin) Akan Menjadi Objek Wisata Baru, Berapa Biayanya?

Mandaki jalan ka Payokumbuah

Baranti tantang kelok sambilan

Ondeh, baranti tantang kelok sambilan

Dimalah hati indah karusuah

Sadang basayang adiak bajalan

Ondeh, sadang basayang adiak bajalan….

Itulah lirik lagu dari tape bus umum yang kami (aku dan putra sulungku) tumpangi dalam perjalanan dari Bukittinggi ke Riau pada tanggal 13 Mei yang lalu. Kami berangkat dari Bukittinggi selepas maghrib, karena sebelumnya baru sekitar jam 15.00 WIB sore dari Lubuk Sikaping, Pasaman.

Perjalanan yang diguyur hujan pada malam hari itu seolah tak memberikan kesan apa-apa, karena memang tak ada yang bisa dilihat dalam kegelapan, kecuali sibuknya keadaan lalu lintas di bawah penerangan cahaya lampu mobil yang melewati jalan. Keadaan yang telah memaksa kami untuk tertidur.

Sekitar pukul 22.00 WIB malam itu, aku tersentak dari tidur sesaat. Mobil telah berhenti, para penumpang sudah pada terbangun, ternyata kami telah sampai di ruas dengan medan terberat sekaligus paling menarik antara Padang – Pekanbaru, yakni Kelok Sembilan. Dengan sebuah rutinitas yang tak dapat dielakkan, macet!

Kelok Sembilan adalah ruas jalan sempit (bottleneck) menuju Riau di dekat Lubuk Bangku, Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat. Selain sempit, juga berliku-liku tajam.

Bangsa kolonial Belanda pasti tidak akan menduga bahwa hasil karyanya berupa “Kelok Sembilan” yang berada di ruas jalan yang menghubungkan Riau – Sumatera Barat itu keberadaannya masih sangat berarti hingga sekarang. Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru – Padang, pasti akan melewati Kelok Sembilan. Jalur ini merupakan yang paling dekat untuk menghubungkan kedua kota yang berjarak lebih kurang 350 km ini. Sedangkan Kelok Sembilan sendiri berada pada jarak 180 km dari arah Pekanbaru, yang letaknya di celah-celah pebukitan.

Bagi masyarakat Riau dan Sumatera Barat, nama ruas jalan Kelok Sembilan itu tidak asing lagi. Ruas jalan itu dinamakan Kelok Sembilan, karena memiliki belokan (bahasa Minang : kelok = belok) ke kiri dan ke kanan sebanyak sembilan belokan. Kalau dilihat dari atas, belokannya merupakan zig zag.

Ruas jalan itu sendiri dari dulu hingga sekarang cukup ditakuti para sopir yang menggunakan jalur tersebut, karena dinilai sangat berbahaya. Dengan lebar jalan lebih kurang enam meter dan punya kemiringan yang cukup tajam, jelas jalan ini bisa menimbulkan bahaya bagi kendaraan yang melewatinya. Jika sopir tidak ekstra hati-hati, kendaraan bisa masuk jurang dan terjatuh ke belokan berikutnya yang kedalamannya mencapai 40 meter, yang akan langsung hancur, karena terjun bebas dan terhempas di atas jalan beraspal.

Makanya setiap kendaraan tidak bisa melaju begitu saja di ruas jalan ini, tapi harus pelan-pelan dan sangat waspada, terutama setiap berada di belokan yang menanjak tajam. Begitu pula saat berpapasan dengan kendaraan lain, kendaraan yang datang dari atas harus berhenti untuk memberikan kesempatan kendaraan yang menanjak melewatinya.

Berhawa Sejuk

Namun dibalik kerawanan itu, Kelok Sembilan menyimpan pesona tersendiri. Letaknya yang di celah-celah bukit dengan hutan belantara membuat suasana di sekitarnya menjadi sangat asri dan terasa sejuk.

Soalnya sinar matahari hanya bisa menembus tempat tersebut mulai dari sekitar pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB. Sebelum itu, tempat tersebut selalu sejuk. Apalagi jika malam hari di musim hujan sebagaimana yang kami rasakan. Letaknya yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut membuat udaranya terasa dingin. Jika pada malam hari suhu udara disini bisa mencapai 17 derajat celcius. Sebuah suhu yang tergolong sangat dingin bagi bangsa yang tinggal di daerah tropis.

Jika di siang hari, liuk-liuk yang dimiliki Kelok Sembilan membuat tempat ini sangat menarik untuk dinikmati. Menikmati pemandangan di sekitar Kelok Sembilan ini bisa dilakukan dari ruas jalan paling atas. Di belokan paling atas ini terdapat pinggang jalan yang luas cukup. Disitu kita bisa berdiri untuk melihat bentuk Kelok Sembilan secara utuh.

Dari atas itu, bisa dilihat jelas puluhan kendaraan berjalan meliuk-liuk hilir mudik di ruas jalan mengikuti kelokan dari jalan tersebut. Dari situ juga bisa menikmati hutan yang belum terjamah yang tumbuh di lereng-lereng bukit yang mengapit Kelok Sembilan. Disamping itu juga bisa dilihat ujung belokan yang terletak sekitar 100 meter di bawah.

Setidaknya sejak tiga abad silam, perdagangan dari pedalaman Minangkabau ke Sumatera Timur telah melalui jalur ini. Kelok Sembilan ini dibangun oleh Belanda tahun 1932, bayangkan saja, pada tahun 1932, Belanda telah mampu menaklukkan garangnya alam Sumatera Barat untuk sarana jalan. Padahal pada zaman itu belum ada eskapator atau peralatan berat lainnya untuk mengerjakannya. Semuanya masih mempergunakan peralatan sederhana dengan teknologi pas-pasan. Tentu saja pembukaan Kelok Sembilan merupakan sebuah pembangunan jalan yang banyak memakan korban. Kelok sembilan sama beratnya dengan Kelok 44 di Maninjau, kelok di pendakian Sitinjau Laut antara Padang dengan Solok serta pendakian di Silaiang Kariang, Padangpanjang. Sumatera Barat memang kaya dengan jalan berkelok-kelok.

Jalan Layang

Saat ini rute Pekanbaru-Padang yang melewati ruas jalan Kelok Sembilan itu menjadi satu-satunya pilihan bagi setiap kendaraan yang menempuh rute tersebut. Makanya tidak heran setiap harinya tidak kurang 6.800 unit kendaraan melewatinya. Bahkan pada hari libur jumlahnya bisa menjadi dua kali lipat atau sekitar 11.350 per hari.

Masih sempitnya ruas jalan itu, tidak heran pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Seperti yang kualami pada malam hari Kamis, tanggal 13 Mei itu. Tak jarang setiap musim mudik lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan Kelok Sembilan. Setiap terjadi kemacetan, kendaraan bisa tertahan berjam-jam lamanya.

Karena posisi Kelok Sembilan yang berfungsi sebagai faktor penentu mulusnya hubungan lalulintas darat Padang-Pekanbaru, maka Pemerintah Sumatera Barat memandang perlu untuk membuat sebuah jembatan layang di situ, yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kemacetan. Sehingga sejak beberapa tahun yang lalu, telah dilakukan studi kelayakan pembangunan jalan layang Kelok Sembilan, dengan perkiraan dana sekitar Rp 2,2 miliar

Pembangunan jalan nasional kelok sembilan yang menghubungkan antara Padang – Pekanbaru ini dalam pengerjaannya baru rampung sekitar 60 persen dan masih membutuhkan dana sekitar Rp126,244 miliar lagi. Total dana yang dibutuhkan untuk proyek itu saat ini adalah Rp256 miliar, setelah terjadi kenaikan harga bahan-bahan bangunan akhir-akhir ini.

Jalan Layang Kelok Sembilan dalam pembangunannya terdiri dari enam jembatan dengan panjang jembatan secara keseluruhan 711 meter. Sedangkan jalan penghubung panjangnya mencapai 1.350 meter, jembatan layang yang dirancang itu keloknya juga sembilan. Mega proyek ini diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2011 mendatang dan akan sangat bermanfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat Sumatera Barat.

Keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Jalan layang yang merupakan buhul liat Padang-Pekanbaru yang mulai diurai itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.

Jalan layang kelok sembilan adalah impian. Impian berjuta-juta orang di Sumbar dan Riau. Dan impian itu kini akan terujud. Kini, jika kita melakukan perjalanan dari Padang menuju Pekanbaru atau sebaliknya, sejumlah kesibukan pekerja akan terlihat di beberapa tempat, terutama di Kelok Sembilan.

Perencanaan dan pembangunan Kelok Sembilan merupakan hasil karya para insiyur anak bangsa. Pembangunan ini merupakan pembangunan infrastuktur dengan mempergunakan biaya yang luar biasa.

Kelak, di tengah rimba belantara Padang – Pekanbaru akan membentang jembatan layang nan rancak, di bawahnya tetap terlihat jalan Kelok Sembilan tua membentang, seperti mengukir sejarah kedua daerah, Riau – Sumatera Barat.

Artinya, setelah dibangun jalan layang, fungsi Kelok Sembilan tidak akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok Sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja.

Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama dan menjadi kenangan, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjaga. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkat akibat semakin padatnya arus lalu lintas disana.

Disarikan dari berbagai sumber

http://elsaelsi.wordpress.com/2010/05/26/kelok-sembilan-mega-proyek-yang-mungkin-akan-menjadi-objek-wisata-baru-berapa-biayanya/

Tempat-Tempat dengan Pemandangan Terindah

1. Di suatu tempat di puncak dunia.

Gambar diatas adalah Gunung Himalaya Tibet. Ini merupakan puncak tertinggi di seluruh Planet Bumi. Sungguh, betapa indahnya jika Anda sempat berada dipuncak dan melihat sekitarnya .

2. Cahaya Misterius di Langit Alaska

Sinar Aurora Borealis yang “spektakuler” di langit Alaska (ujung utara Amerika, dekat Kutub Utara). Aurora sebenarnya adalah cahaya natural di angkasa yang terjadi akibat tabrakan partikel-partikel medan magnet bumi dengan atom dan molekul dari atas atmosfir bumi. Warnanya yang paling umum ada dua, yaitu hijau dan merah.

3. Benteng Chittogarh, India

4. Desa Warna-Warni, Italia

Cinque Terre, Riviera, adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Italia. Kota yang terkenal akan keindahan warnanya ini dibangun sejak ratusan tahun yang lalu.

5. College the Valleyfield, Kanada

Sebuah universitas pendidikan di Quebec, Kanada, dengan pemandangan kampus yang tidak ada duanya di dunia. Lihat juga air terjun yang terletak dekat dengan kampus tersebut, sangat indah bukan.

6. Kota Diatas Awan, Peru

Inilah Machu Picchu, kota dari peradaban Inca yang hilang. Letaknya di Lembah Urumba, Peru, di puncak gunung, tepatnya 2430 meter diatas permukaan laut. Saya membayangkan, gimana yah semisal ada pembangunan didaerah tersebut? Kira-kira mobil pengangkut semen dan pasirnya nyampe kepuncak kagak?

7. Massif De La Chartreuse, Perancis

Formasi bebatuan yang super unik di pegunungan timur Perancis.

8. Wisata Laut di Ujung Dunia, Arktik

Berdayung santai di laut Arktik yang airnya jernih sejernih kristal dan sangat dingin. Ada yang berminat berenang?

Sumber :
indobestseller.wordpress.com

http://www.apakabardunia.com/post/galeri-foto/tempat-tempat-dengan-pemandangan-terindah

Malin Kundang

Malin Kundang

Malin Kundang

Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. LegendaMalin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundangberuntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa,Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundangmempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”.

Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/malin-kundang-si-anak-durhaka.html

Tempat Wisata di Aceh

Aceh menyediakan banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi, namun kejadian Tsunami yang melanda daerah tersebut akhir tahun lalu membuat tempat wisata Aceh yang kebanyakan wisata pantai ikut hancur, berikut daftar beberapa tempat wisata di Aceh:

1. Mesjid Raya Baiturahman

baiturahman.jpg

Gambar Masjid Baiturahman

Mesjid Raya Baiturahman yang terletak di pusat kota Banda Aceh yakni di Pasar Aceh merupakan mesjid kebanggan masyarakat Aceh.

Sejarah mencatat pada jaman dulu ditempat ini berdiri sebuah Mesjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873 Mesjid ini dibakar, namun untuk meredam kemarahan rakyat Aceh pada tahun 1875

Belanda membangun kembali sebuah Mesjid sebagai penggantinya yang berdiri megah saat ini.

Mesjid ini berkubah tunggal dan dibangun pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959 – 1968)

2. Pantai Lampuuk

lampuuk_after_tsunami.jpg

Gambar Pantai Lampuuk setelah tsunami.

Pantai Lampuuk terletak di pantai barat Aceh. Dari Banda Aceh kurang lebih 17 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu kurang dari 30 menit. Namun sayangnya pantai yang cukup terkenal dan menjadi tempat wisata favorit penduduk Aceh tersebut musnah tersapu Tsunami.

Pantai ini cukup indah dan dapat digunakan sebagai tempat berenang, berjemur di pasir putih, memancing, berlayar, menyelam dan kegiatan rekreasi lainnya.

Disore hari pantai ini terasa lebih indah, dimana kita dapat menyaksikan matahari terbenam yang penuh pesona.

Disekitar pantai Lampuuk juga berdiri megah sebuah pabrik semen Andalas, namun saat itu pabrik tersebut hanya tinggal kenangan setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 yang lalu.

Dikawasan Pantai Lampuuk, anda dapat bermain golf dengan latar belakang panorama laut di Padang Golf Seulawah. Sayangnya semua keindahannya kini tinggal kenangan dan tinggal menungguk pemerintah memperbaiki wisata yang cukup digemari turis asing tersebut.

3. Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh

taman-wisata-alam-laut-pulau-weh-sabang.jpg

Gambar Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh Sabang

Taman Wisata Alam (TWA) Laut Pulau Weh ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 928/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 seluas 2.600 Ha.

Secara geografis TWA Laut Pulau Weh terletak pada 0552’ Lintang Utara dan 9552’ Bujur Timur. Sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk Kecamatan Sukakarya, Kotamadya Sabang, Propinsi D.I. Aceh dan dari segi pengelolaan hutannya termasuk Resort Konservasi Sumber Daya Alam Iboih dan masuk pada Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Propinsi NAD.

Di TWA Laut Pulau Weh, Sabang terdapat terumbu karang, baik karang yang keras maupun karang yang lunak dengan berbagai jenis, bentuk dan warna, yang kesemuanya membentuk gugusan karang yang menarik untuk dinikmati, antara lain karang dengan nama daerahnya karang lupas, karang rusa, karang kerupuk.

Selain terumbu karang, TWA Laut Pulau Weh, Sabang dapat ditemui jenis-jenis ikan karang seperti Angel fish, Tropet fish, Dunsel fish, Sergeon fish, Grope fish, Parrot fish dan lain-lain. Ikan-ikan ini berada di sekitar TWA Laut Pulau Weh dan sebagian merupakan endemik di daerah ini. Selain itu juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan ekonomis seperti Tuna, Kakap, Kerapu, Bayan, Pisang-pisangan dan lain-lain.

Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan di TWA Laut Pulau Weh adalah kegiatan wisata tirta seperti berselancar, naik sampan, berenang, memancing, serta menyelam untuk menikmati alam bawah air dengan keanekaragaman terumbu karang serta ikan-ikan karangnya yang indah.

Beberapa fasilitas yang dapat mendukung kegiatan wisata antara lain : pondok-pondok penginapan di sekitar Iboih yang dibangun oleh masyarakat, shelter, MCK, masjid, kios cendera mata dan hotel yang terdapat di Gapang. Selain itu terdapat berbagai fasilitas yang berada di Pulau Rubiah yang dibangun oleh Dinas Pariwisata Dati I D.I. Aceh antara lain : pusat kegiatan menyelam yang dilengkapi dengan fasilitasnya (perahu motor, peralatan selam), mushola, shelter, MCK, rumah jaga, menara pengintai, jalan setapak, taman dan instalasi listrik.

4. Krueng Raya

krueng_raya1.jpg

Gambar Krueng Raya

Krueng Raya berjarak 35 Km dari Banda Aceh merupakan sebuah nama wilayah. Di daerah tersebut terdapat pelabuhan yang bernama “Pelabuhan Malahayati” yang sering dipergunakan masyarakat Banda Aceh untuk menyebrang ke pulau Weh (Sabang). Pelabuhan tersebut akhirnya dinon aktifkan setelah pelabuhan Ulee Lhe yang lebih megah dibangun (namun sama saja hancur karena Tsunami). Krueng Raya yang termasuk daerah dengan kerusakan terparah akibat Tsunami dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dari Banda Aceh.

Di daerah ini juga sangat terkenal dengan pantainya yang bernama Ujong Batee, disana selain pantainya yang indah juga terdapat sebuah restoran yang cukup megah yang menyajikan makanan khas Aceh yang terkenal yaitu Kepiting Besar, Udang Windu, Tiram, Telur Penyu, dan berbagai hasil laut dan pertanian lainnya. Pantai Ujong Batee sendiri terletak sekitar 17 km arah timur Banda Aceh. Pantainya yang ditumbuhi pohon cemara yang lebat merupakan pelindung para pengunjung bila hari panas sehingga cukup nyaman untuk bersantai. Ujong Batee dalam bahasa Aceh berarti Ujung Batu, mungkin nama ini diberikan karena dari pantai inilah kita dapat langsung melihat pulau seberang Sabang

Selain Ujong Batee, di Krueng Raya juga terdapat daerah wisata bernama Lamreh, daerah ini merupakan daerah bukit yang dulunya tandus, namun kini telah ditanami berbagai pohon. Dari sini kita dapat menyaksikan panorama laut yang indah seperti terlihat pada gambar dihalaman ini.

5. Museum dan Rumoh Aceh

rumoh3-aceh.jpg

Gambar Rumah Aceh

Kota Banda Aceh memiliki sebuah Museum Negeri yang terletak dalam sebuah Kompleks. Bangunan induk Museum berupa sebuah rumah tradisional Aceh, dibuat pada tahun 1914 untuk Gelanggang Pameran di Semarang, yang kemudian dibawa pulang ke Banda Aceh tahun 1915 oleh Gubernur Van Swart (Belanda) yang kemudian dijadikan Museum. Rumoh Aceh adalah sebuah rumah panggung yang berpintu sempit namun didalamnya seluruh ruangan tersebut tidak bersekat.

Sekarang ini lingkungan Museum ini telah bertambah dengan bangunan baru yang mengambil motif-motif bangunan Aceh seperti halnya bangunan Balai Pertemuan yang berbentuk kerucut yang bentuknya diambil dari cara orang Aceh membungkus nasi dengan daun pisang yang dinamakan “Bukulah”. Bukulah ini antara lain dihidangkan pada kenduri-kenduri tertentu seperti Kenduri Blang, Kenduri Maulid Nabi Besar Muhammad Saw dan lain sebagainya.

Ruang pamer Museum yang baru, memiliki bangunan 3 lantai, dipenuhi oleh berbagai koleksi barang-barang purbakala yang ditata dengan baik. Salah satu koleksi Museum ini adalah Lonceng Besar yang diberi nama “CakraDonya”. Lonceng ini merupakan hadiah dari Kerajaan Cina tempo dulu yang dibawa oleh Laksamana Ceng Ho pada tahun 1414. Beranda depan Museum memiliki bentuk khas yang juga memperlihatkan ukiran-ukiran kayu dengan motif Aceh. Banyak hal yang menarik dimuseum yang bersebelahan dengan pendopo Gubernur Aceh itu sehingga banyak murid sekolah yang berkunjung setiap harinya.

Dikompleks ini sekaligus dijumpai makam sultan-sultan Aceh dimasa lalu. Makam para Sultan pada umumnya dinuat dari Batu Gunung dan dihiasi dengan Kaligraphi Arab yang indah mempesona, salah satunya adalah Makam Sultan Iskandar Muda.

6. Gunongan

gunong.jpg

Gambar Gunong

Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda (1608-1636) untuk permaisurinya Putri Phang.Menurut sejarah, Putri Phang selalu merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang – Malaysia. Sultan kemudian mengetahui bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istananya dikelilingi oleh perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak.

Lalu Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri dapat memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan tenggelam. Gunongan terletak dalam sebuah komplek di Jl Teuku Umar Banda Aceh, dimana daerah tersebut luput dari keganasan Tsunami.

7. Alam Aceh

Banda Aceh memiliki pemandangan laut yang luar biasa bagusnya, pemandangan laut tersebut juga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan asing, kota ini memang merupakan kota pesisir pantai barat Sumatera, maka tak heran kota ini termasuk parah akibat terjangan Tsunami.

Pemandangan laut Aceh tidaklah kalah dengan Bali ataupun Lombok. Selain laut, pemandangan udara Banda Aceh juga sangat indah ini dimungkinkan mengingat kurangnya polusi di daerah tersebut. Kendaraan di Aceh juga tidak sebanyak di daerah lain. berikut beberapa gambar pemandangan laut dan udara Banda Aceh:

aceh-laut1.jpgaceh-laut2.jpglangit-aceh1.jpg

Sumber :/students.ukdw.ac.id/~22022799/wisata.html

http://threeas.wordpress.com/2007/10/22/tempat-wisata-di-aceh/