Minggu, 15 September 2013

Pak Guru itu Pakde Darso

Pakde Darso anak kedua dari mbahku. Laki-laki tegap besar. Aku kenal beliau cuma waktu kemaren pulang ke Jawa. Sebelumnya tak tau, karena aku jarang membahas keluarga Ayahku waktu dirumah. Iya, pakde Darso yang paling besar badannya diantara anak laki-laki mbahku. Istri beliau bukde yuraji, adalah teman sekolah Bapakku dulu. Dirumah merekalah keluargaku menginap. Pakde darso sehari-hari bertani dan beternak kambing. Yang aku ingat, betapa susahnya bertani di daerah jawa ketika musim kemarau. Mulai jam 4 pagi, pakde darso udah melihat mesin pompa air yang dari semalaman digunakan untuk menyedot air dari sumur-sumur disawah untuk di menyirami padi. Sekedar untuk mengecek air atau melihat bensin mesin pompa. Pakde darso susah bicara pakai bahasa indonesia. Mungkin karena pendidikannya rendah, atau karena pergaulan yang familiar menggunakan bahasa jawa. Kalo sudah ngomong denganku, aku bahasa indonesia, beliau balasnya bahasa Jawa. Cuma kami tetap saja mengerti apa yang kami bicarakan. Dari Pakde Darso, aku belajar akan ketegaran hidup, pantang menyerah dan tetap semangat dalam keterbatasan. Tak pernah mengeluh, selalu bersyukur. Liat saja, betapa bahagianya beliau ketika dikasih bensin 2 dirigen sama Bapakku. Bensin yang akan digunakan untuk mesin pompa air. Pakde Darso juga mengajarkanku, kalau keluarga adalah segalanya. Terima kasih pakde Darso, semoga kesehatan selalu menyelimuti. Semoga kita bisa berjumpa lagi, aku bisa kembali belajar akan hakikat hidup, ketegaran, dan rasa syukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar